Meriah, 44 Tahun Revolusi Iran
Meriah, 44 Tahun Revolusi Iran
Revolusi Rakyat Yang Sukses Diawali Penentangan Terhadap Ijin Penjualan Minuman Keras Oleh Pemerintah Iran Di Mini Market Seluruh Iran.
Republik Islam Iran merayakan Kemenangan Besar Revolusi Rakyat Iran tahun 1979 (11/02/2023). Revolusi Islam Iran 44 Tahun yang lalu, adalah kemenangan besar rakyat Iran atas dominasi sekulerisme yang sebelumnya telah terjadi bertahun-tahuh di negeri para mullah tersebut. Imam Khomeini seorang ulama terpandang di Teheran awalnya menyerukan protes besar-besaran atas diijinkannya penjualan miras di toko-toko mini market di seluruh Iran. Imam Khomeini menyerukan agar pemerintah melakukan revisi peraturan yang mengijinkan penjualan miras di seluruh Iran. Seruan Imam Khomeini ini segera disambut oleh mahasiswa Iran di seluruh negeri yang didukung oleh seluruh rakyat Iran. Pemerintahan Syah Reza Pahlevi yang saat itu berkuasa membuang Imam Khomeini ke luar negeri selama bertahun-tahun.
Gerakan rakyat yang terinspirasi oleh seruan moral Imam Khomeini berhasil menggulingkan pemerintahan Syah Reza Pahlevi. Istana Kepresidenan dikuasai oleh rakyat dan mahasiswa, dan Sya Reza Pahlevi pun melarikan diri dari Iran. Natsir Tamara, jurnalis asal Indonesia adalah satu-satunya jurnalis di dunia yang ikut menemani Syah Reza Pahlevi pada saat melarikan diri dari Revolusi Rakyat yang berhasil itu.
Revolusi Islam Iran yang sukses tersebut akhirnya membawa kembali Imam Khomeini yang sebelumnya dibuang di Perancis kembali ke Iran untuk menjadi pemimpin agama yang mengarahkan kembali jalannya negara sesuai dengan kaidah hukum Islam. Minuman keras dihapuskan total, dan ijin peredara minuman keras yang sebelumnya dibuat oleh Syah Reza Pahlevi pun dicabut total. Hukum Islam diberlakukan di seluruh negara, dan sekulerisme dipauskan di seluruh Iran.
Meski tidak menjabat sebagai Presiden Iran, setelah kembali dari pengasingan, akan tetapi posisi Imam Khomeini yang menjaga akhlaq rakyat dan pengelolaan negara dalam rel syariat Islam, membuat takut negara-negara Barat yang nota bene anti Islam pada waktu itu.
Oleh Imam Khomeini, Amerika Serikat yang menjadi seteru Iran selama bertahun-tahun disebut-sebut sebagai Setan Besar, karena selalu memprovokasi kejahatan dan kezaliman global.
Bahkan setelah Imam Khomeini meninggal, Amerika Serikat masih mentargetkan Iran sebagai salah satu musuh utama di Timur Tengah. Kantor Berita Iran, Irna, mengangkat pesta 44 tahun Revolusi Islam ini dengan foto-foto peringatan yang meriah di lebih dari 1400 kota dan 38 ribu wilayah desa di seluruh Iran (WIJAYA, Foto-foto : IRNA).